SBU bidang pelaksana konstruksi adalah sertifikat badan usaha yang diberikan kepada BUJK yang bergerak di bidang jasa konstruksi utama (kontraktor). Bagian ini nantinya terbagi lagi menjadi 2 yaitu pekerjaan konstruksi umum dan khusus.
Tentu saja, menurut ketentuan yangberlaku perusahaan yang termasuk ke dalam bidang ini diwajibkan untuk memiliki SBU untuk membuktikan kredibilitas dan kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan konstruksi.
Sebelum Mengurus SBU Pelaksanaan Konstruksi Butuh Sertifikat Apa?
Sebelum sebuah perusahaan mengajukan permohonan SBU pelaksana konstruksi, ada beberapa syarat awal yang harus dipenuhi. Hal ini untuk memastikan bahwa badan usaha benar-benar memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah. Berikut poin yang perlu dipahami:
1.SKK Konstruksi Sesuai Kualifikasinya
Setiap tenaga kerja yang berada di dalam perusahaan wajib memiliki SBU pekerja konstruksi berupa Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK). Sertifikat ini membuktikan kemampuan individu sesuai jenjang keahlian dan kualifikasi. Tanpa SKK, perusahaan tidak bisa melangkah ke tahap pengajuan SBU.
2. Keanggotaan Asosiasi Terakreditasi
Badan usaha juga harus menjadi anggota asosiasi profesi yang sudah mendapatkan akreditasi resmi. Mengapa ini diperlukan? Karena asosiasi berfungsi sebagai lembaga penjamin mutu dan sekaligus memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar etika maupun teknis di bidang konstruksi.
3. Sertifikat Standar Pengganti IUJK (Diterbitkan Lewat OSS)
Setelah berlakunya sistem OSS, izin usaha jasa konstruksi kini digantikan oleh Sertifikat Standar. Dokumen ini menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki kelayakan untuk beroperasi sesuai klasifikasi dan subklasifikasi tertentu.
Baca juga: Cara Mendapatkan Sertifikat Standar OSS RBA Tanpa Ribet
Pembagian Layanan Pekerjaan Konstruksi di Indonesia
Jenis layanan pekerjaan konstruksi di Indonesia terbagi dalam beberapa kategori. Pembagian ini membantu perusahaan menentukan fokus bidang usahanya. Mari kita lihat lebih detail.
1. Bersifat Umum
Kategori ini mencakup pekerjaan pembangunan gedung dan pekerjaan sipil. Contohnya pembangunan rumah tinggal, perkantoran, jembatan, maupun jalan raya. Pada jenis ini, perusahaan konstruksi berperan penting dalam menyediakan infrastruktur dasar yang dibutuhkan masyarakat luas.
Selain itu, layanan bersifat umum biasanya melibatkan lingkup pekerjaan yang lebih luas, baik proyek pemerintah maupun swasta, sehingga kualifikasi dan pengalaman menjadi faktor utama penilaian kelayakan.
2. Bersifat Khusus
Jenis layanan ini meliputi pekerjaan persiapan, konstruksi pra-pabrikasi, hingga penyewaan alat instalasi. Termasuk juga di dalamnya adalah penyelesaian bangunan yang memerlukan keahlian teknis lebih spesifik.
Pada kategori ini, perusahaan biasanya menangani proyek-proyek yang menuntut keterampilan tertentu seperti instalasi mekanikal, elektrikal, hingga konstruksi berbasis teknologi modern.
Dengan sifatnya yang lebih detail, kategori ini umumnya dipilih oleh perusahaan yang ingin fokus pada bidang teknis tertentu.
Penetapan Kualifikasi Jasa Pekerjaan Konstruksi
Setiap perusahaan konstruksi akan dinilai berdasarkan kualifikasinya. Kualifikasi ini menjadi dasar penentuan ruang lingkup pekerjaan yang bisa ditangani. Secara umum, kualifikasi dibagi menjadi tiga kelompok utama.
1. Bersifat Umum: Kecil dan Menengah
Perusahaan kecil memiliki batas penjualan tahunan maksimal 2,5 miliar, sedangkan kategori menengah dimulai dari 2,5 miliar. Perbedaan lainnya terletak pada syarat kemampuan keuangan, laporan keuangan, serta jumlah tenaga ahli sesuai jenjang.
2. Bersifat Umum Besar: Nasional dan Asing
Untuk kategori besar, penjualan tahunan minimal 50 miliar bagi nasional dan 100 miliar untuk asing. Selain itu, peralatan utama konstruksi yang dibutuhkan juga lebih banyak, antara tiga hingga lima per subklasifikasi. Kualifikasi ini biasanya dimiliki oleh perusahaan dengan pengalaman panjang serta modal kuat.
3. Bersifat Spesialis: Nasional dan Asing
Kategori ini lebih fokus pada bidang keahlian tertentu. Persyaratan keuangan lebih tinggi dari kualifikasi lainnya. Perusahaan spesialis biasanya menangani proyek yang membutuhkan keahlian teknis tingkat lanjut dengan dukungan peralatan khusus.
Namun, untuk bidang spesialis yang lebih spesifik Anda mungkin bisa mempelajarinya dengan membaca informasi pengurusan SBU spesialis.
Persyaratan untuk Memperoleh SBU Bidang Pelaksana Konstruksi
Apa saja dokumen yang wajib disiapkan sebelum mengajukan permohonan SBU kontraktor konstruksi? Inilah daftar yang perlu diperhatikan:
- Dokumen Administrasi Badan Usaha: Dokumen legalitas seperti akta pendirian, NPWP, dan perizinan dasar wajib tersedia.
- Dokumen Penjualan Tahunan: Laporan keuangan perusahaan sesuai kualifikasi yang diajukan menjadi bukti kapasitas bisnis.
- Dokumen Ketersediaan Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat: Bukti kepemilikan tenaga kerja dengan SKK sesuai bidang dan jenjangnya.
- Dokumen Peralatan Konstruksi: Setiap perusahaan harus mencantumkan kepemilikan peralatan utama konstruksi sesuai klasifikasi.
- Dokumen SMAP: Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) menjadi salah satu syarat penting agar perusahaan dianggap layak dan berintegritas.
- Keanggotaan Asosiasi BUJK: Sebagai bentuk kepatuhan, perusahaan harus tercatat sebagai anggota asosiasi badan usaha jasa konstruksi.
- Sertifikat Standar: Terakhir, sertifikat standar yang diterbitkan melalui OSS wajib disertakan untuk melengkapi berkas permohonan.
Mengurus SBU pelaksana konstruksi memang memerlukan ketelitian dan dokumen yang lengkap. Namun, dengan persiapan matang, proses ini bisa berjalan lebih lancar.
Ingin lebih mudah mengurus SBU tanpa repot mengurus semuanya manual? Hubungi kami, Tim Adhikari siap membantu Anda mendapatkan sertifikasi dengan cara yang lebih praktis dan sesuai regulasi.