tantangan dalam penerapan iso 37001

Tantangan yang Dihadapi dalam Penerapan ISO 37001 dan Solusinya

Ada banyak tantangan yang dihadapi dalam penerapan ISO 37001. Terutama jika budaya dan kebiasaan kurang disiplin, kondisi lemahnya kesadaran masih terjadi.

Masalah seperti ini bisa menjadi penghambat, membuat organisasi akan kesulitan untuk menerapkan standar manajemen anti penyuapan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja tantangan dan kendala yang sering terjadi dalam implementasi ISO 37001 dan mencari tahu jalan keluarnya.

5 Tantangan yang dalam Penerapan ISO 37001

Meskipun bukan hal yang mudah, berikut ini tantangan dan solusi yang bisa dicoba saat menerapkan ISO 37001 di lingkungan organisasi.

tantangan iso 37001

1. Budaya Suap yang Mengakar

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan ISO 37001 adalah budaya suap yang sudah mengakar kuat di lingkungan organisasi.

Praktik ini kerap dianggap sebagai “jalan pintas” yang normal, terutama dalam proses pengadaan, perizinan, atau layanan publik. Ketika kebiasaan ini berlangsung lama, pegawai cenderung menganggapnya sebagai bagian dari sistem yang tidak bisa diubah.

Solusi:
Langkah pertama adalah melakukan edukasi internal secara konsisten. Pelatihan anti-suap tidak boleh hanya bersifat formalitas, tetapi harus menyentuh kesadaran moral karyawan.

Organisasi juga bisa mulai menanamkan nilai integritas sejak proses rekrutmen dan menjadikannya indikator utama dalam penilaian kinerja. Selain itu, perlu dilakukan kampanye internal secara berkala untuk membentuk ulang persepsi dan membiasakan perilaku jujur dalam setiap proses kerja.

2. Sistem Whistleblowing yang Tidak Efektif

Sistem pelaporan atau whistleblowing kerap kali tidak berjalan sesuai fungsinya. Banyak pegawai enggan melapor karena takut dikenali, tidak percaya laporan akan ditindaklanjuti, atau khawatir mengalami pembalasan. Jika dibiarkan, kondisi ini menutup pintu bagi pengungkapan kasus suap dari dalam.

Solusi:
Organisasi harus membangun sistem pelaporan yang aman dan anonim. Gunakan platform pelaporan digital dengan fitur enkripsi untuk menjaga identitas pelapor. Selain itu, bentuk tim investigasi yang independen dan profesional.

 Jangan lupa memberikan jaminan perlindungan terhadap pelapor agar muncul rasa aman. Pelaporan harus dianggap sebagai bentuk kontribusi, bukan pelanggaran loyalitas.

3. Komitmen Pimpinan Puncak yang Kurang Kuat

Tanpa dukungan nyata dari pimpinan tertinggi, penerapan ISO 37001 akan terhambat. Komitmen yang lemah sering ditunjukkan lewat minimnya alokasi anggaran, kurangnya keterlibatan langsung, atau ketidaktegasan saat menghadapi pelanggaran.

Solusi:
Pemimpin harus menunjukkan komitmen melalui tindakan nyata. Mereka bisa memulai dengan menyampaikan pernyataan terbuka mengenai pentingnya pencegahan suap.

Kemudian, turut hadir dalam pelatihan dan evaluasi berkala, serta memberikan dukungan penuh terhadap program pelaporan pelanggaran. Ketika pimpinan bersikap tegas dan konsisten, seluruh elemen organisasi akan ikut bergerak ke arah yang sama.

Baca juga: 5 Manfaat Penerapan ISO 37001 untuk Kemajuan Perusahaan

4. Pengawasan yang Rendah

Lemahnya pengawasan internal membuat praktik suap sulit terdeteksi dan terus berlangsung tanpa hambatan. Beberapa organisasi hanya mengandalkan laporan keuangan biasa tanpa melakukan audit mendalam terhadap area rawan suap.

Solusi:
Organisasi perlu membentuk sistem pengawasan internal yang aktif dan terstruktur. Audit internal harus dilakukan secara berkala dengan fokus pada titik-titik risiko tinggi.

Selain itu, gunakan sistem pelaporan otomatis dan indikator pengukuran yang spesifik untuk mendeteksi anomali.

Menempatkan personel pengawasan secara bergiliran juga membantu mencegah terbentuknya relasi yang terlalu dekat dengan pihak-pihak yang diawasi.

5. Terbatasnya Sumber Daya

Tidak semua organisasi memiliki anggaran atau tenaga profesional yang cukup untuk menerapkan ISO 37001 secara menyeluruh. Hal ini umum terjadi pada perusahaan skala kecil dan menengah yang sedang berkembang.

Solusi:
Strategi terbaik adalah memulai secara bertahap dan terfokus. Organisasi bisa memilih bagian proses yang paling kritis sebagai prioritas implementasi awal. Gunakan teknologi untuk menghemat biaya pelatihan dan pelaporan.

Selain itu, bekerja sama dengan konsultan eksternal atau lembaga sertifikasi bisa membantu percepatan penerapan tanpa harus membentuk tim besar dari awal. Pendekatan kolaboratif ini bisa menjaga kualitas sistem sekaligus tetap efisien secara anggaran.

Bekerja Sama dengan Konsultan untuk Menerapkan ISO 37001

Tidak diragukan lagi menerapkan sistem manajemen anti penyuapan bukanlah hal yang mudah. Anda bisa mencoba berkonsultasi dengan tenaga profesional yang ahli untuk membantu prosesnya agar menjadi lebih terencana dan mudah.

Adhikari.co.id tidak hanya berperan sebagai konsultan perizinan usaha, melainkan kami juga menyediakan jasa pengurusan ISO dan siap membantu perusahaan di Indonesia untuk mengikuti sertifikasi ISO dari awal sampai selesai.

Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang ini, yaitu lebih dari 10 tahun. Kami akan membantu organisasi untuk implementasi standar anti penyuapan dengan efektif.

Standar ISO yang satu ini bisa diterapkan secara menyeluruh di berbagai sektor usaha termasuk usaha asuransi, manufaktur produksi, industri tekstil, konstruksi, pertambangan, dan lain sebagainya.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai solusi tantangan penerapan ISO 37001 atau sertifikasi, bisa langsung menghubungi kami melalui kontak yang tersedia, sekian dan terima kasih.

Share

Add Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *